Eka Fajar Maulina, S.Pd.
02/11/2022
Hai, perkenalkan nama saya Eka Fajar Maulina. Lebih dikenal dengan sapaan 'Eka'. Lahir 24 tahun silam tepatnya pada tanggal 23 April 1997. Merupakan putri tunggal dari pasangan Akhmadi-Rohmiyatun yang hingga kini masih bertempat tinggal di Desa Bener, Kecamatan Tengaran. Pada tahun 2001, ketika usia saya menginjak 4th ayah dan ibu saya memutuskan untuk mengasuh bayi perempuan yang kemudian menjadi adik, yang diberi nama Ragil Putri Nur Khasanah. Pas sekali ya, Eka sebagai permulaan karena bermakna pertama dan Ragil yang berarti terakhir sebagai penutup.
Riwayat pendidikan, saya menghabiskan masa taman kanak-kanak di TK Tarbiyatul Banin 28 Wedilelo, Karangduren. Kemudian saya melanjutkan di SD Bener 02 yang dulunya disebut dengan SD IMPRES. Saya juga merupakan alumni GRISATA lo, dan lulus pada tahun 2012 silam. Kemudian melanjutkan studi di SMA N 1 Tengaran dan lulus pada 2015. Setelah lulus SMA saya memutuskan mengambil Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa di kampus yang letaknya di pinggiran Kota Semarang, tepatnya di Kecamatan Gunungpati. Menjalankan studi kuliah selama 3tahun 8bulan dan lulus pada tahun 2019. Tidak langsung mengabdi, setelah lulus saya sempat berjualan kue kering dan makanan-makanan ringan buatan saya sendiri yang memang hobi di dapur. Saya promosikan melalui akun media sosial saya. Ditahun 2020 tepatnya bulan Juli Saya diterima mengabdi di SMPN 1 Tengaran dan diberikan tugas pada saat itu menjadi guru mapel Bahasa Indonesia selama 2 semester. Lalu baru pada Semester awal tahun pelajaran 2021/2022 saya menjalankan tugas sesuai dengan bidang saya yakni guru mapel Bahasa Jawa untuk kelas 7 dan kelas 8A sampai 8D.
Memutuskan mengakhiri status lajang pada awal tahun 2021 bersama seorang pria yang namanya mirip dengan saya juga yakni 'Fajar' Saiful Bahri. Alhamdulillah dari pernikahan tersebut kami diberi kepercayaan cepat untuk menimang putri kecil bernama Adiba Khumaira Bahri.
Menjadi guru Bahasa Jawa adalah impian 'mendadak' saya ketika saya akan lulus SMA, karena di SMA saya mengambil konsentrasi IPA, sudah jenuh 2tahun berkutat dengan Fisika, Biologi, Kimia, Matematika saya ingin menyudahi penderitaan tersebut (untuk anak-anak jangan ditiru ya! Hehe). Dari yang awal 'coba ajalah, gampang itu cuma bahasa Jawa lagian aku kan orang jawa juga' setelah terjun dan terlanjur basah ternyata semakin tahu bahwa meskipun kita orang jawa sekalipun kita juga belum tentu paham betul apa itu 'Jawa'. Semakin belajar Bahasa dan Budaya Jawa semakin saya merasa 'BODHO'. Apalagi setelah bertemu mahasiswa pertukaran pelajar dari berbagai negara yang semangat sekali belajar Jawa. Ditambah mereka dengan bangga memamerkan keahlian berbahasa jawa mereka dan negara mereka yang juga memiliki seperangkat set gamelan bagus. Jadi semakin terpikir gimana nantinya nasib 'Jawa' dan bilang 'Dhuh masa kita kalah semangat ini kan punyaku'. Kalau kita generasi mudanya juga tidak mau belajar dan merasa memiliki dari apa yang sudah ditinggalkan oleh leluhur maka nanti lenyaplah sudah tidak ada lagi yang ditinggalkan untuk anak cucu kita. Jadi meskipun sudah menjadi guru saya juga tetap masih belajar kok apapun itu. Untuk anak-anakku jangan berkecil hati, Bahasa Jawa tidak sulit hanya saja kita yang sering menutup diri untuk belajar lagi.
Nah, di GRISATA ini kita sama-sama belajar dan berbagi ilmu yaaa! Semangat! Jangan marah bila kamu salah lalu ditegur dan jangan sungkan menegur bila guru salah menyampaikan. Sejatinya kita sama-sama menimba ilmu